Asosiasi Perusahaan Compressed Natural Gas (CNG) Indonesia adalah organisasi yang dibentuk dengan misi utama untuk “Menjadi wadah Perusahaan CNG di Indonesia yang mendukung Pemerintah, Perusahaan, Pelanggan Industri dan Transportasi, Industri Pendukung, serta Masyarakat Indonesia dalam mewujudkan Bahan Bakar Gas sebagai sumber energi pilihan yang aman, efisien dan ramah lingkungan”
Misi menjadikan gas alam sebagai sumber energi pilihan ini sudah seharusnya bukan saja merupakan misi dari APCNGI, namun selayaknya merupakan misi dari masyarakat Indonesia mengingat Indonesia memiliki cadangan gas alam metana yang besar.
Data dari BP statistic tahun 2014, menunjukan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penghasil gas alam metana papan atas di dunia, yaitu pada posisi 14 dan bahkan untuk di kawasan Asia pada posisi ke-2 setelah China, dengan jumlah cadangan gas alam terbukti mencapai 103,3 triliun kaki kubik atau ini setara dengan 2,9 trilliun liter bahan bakar minyak!
Selain dari keberadaan sumber alam gas yang berlimpah ini, Indonesia sebagai negara penghasil perkebunan terbesar di dunia juga memiliki sumber potensi energi alternatif yang dapat dikembangkan yaitu dari limbah cair hasil industri pertanian dan perternakan seperti sawit, singkong, gandum, nanas, kotoran hewan, dan lainnya untuk kemudian dijadikan energi Biogas metana.
Meskipun Indonesia telah dikaruniai kekayaan alam gas metana yang melimpah ini, sayangnya infrastruktur yang dapat menunjang pemanfaatan gas alam untuk kebutuhan dalam negeri belum bisa dikatakan memadai dan tersebar secara merata. Dengan luasan wilayah darat Indonesia sepanjang hampir 2 juta kilometer persegi, mungkin baru sekitar 10 ribu kilometer panjang dari total pipa gas alam yang tersedia, dan 80% dari total pipa gas alam yang terpasang tersebut masih berpusat di pulau Jawa dan Sumatra.
Memang hal ini salah satunya dikarenakan kondisi alam Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan pegunungan menjadikan distribusi pipa menjadi sulit. Untuk itu maka diperlukan suatu moda distribusi gas alam selain mengunakan pola konvensional melalui pipa, yaitu mengunakan pola “Virtual Pipeline†ata pengantaran gas alam yang telah dikompresikan menjadi Compressed Natural Gas (“CNGâ€) dari sumber gas metana ke lokasi pengguna tanpa mengunakan sambungan pipa.
Selain dari meningkatkan pengunaan gas alam di dalam negeri dengan mengaplikasikan infrastruktur distribusi “Virtual Pipeline” dalam bentuk CNG, hal lain yang masih perlu di seriusi oleh Indonesia adalah pemahaman mengenai pengunaan gas alam untuk khususnya untuk sektor transportasi. Memasyarakatkan pengunaan bahan bakar gas alam jenis CNG atau di Indonesia populer disebut BBG sangat diperlukan karena hampir 90% pengunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) digunakan untuk sektor transportasi yang di didominasi oleh kendaraan darat. Padahal selain keberadaan sumber gas alam metana yang melebihi daripada sumber minyak kita, gas alam metana memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan penggunaan energi BBM.
Pertama, gas alam memiliki hasil pembakaran yang lebih bersih dibandingkan dengan menggunakan bensin karena rantai karbon bahan bakar gas lebih pendek dibandingkan yang dihasilkan BBM, angka oktan yang lebih tinggi yaitu sekitar 120- 130, dan emisi CO2 yang yang lebih rendah jika dibandingkan dengan BBM. Karena sangat ramah lingkungan dari bahan bakar inilah selayaknya definisi dari kendaraan yang berstatus Green Vehicle adalah yang mengunakan bahan bakar gas jenis gas methana ini.
Kedua, tentunya dari segi ekonomis, dimana harga jual BBG per Liter Setara Premium di Indonesia berada dibawah BBM, bahkan pada kondisi minyak dunia berada pada level terendah dalam 1 abad terakhir ini, BBG masih berada pada harga pasaran dibawah BBM.
Hal ketiga, yang bagi masyarakat umum khususnya di Indonesia belum memahami adalah bahwa bahan bakar gas yang dikompresi dan ditampung dalam tabung bertekanan tinggi merupakan bahan bakar yang aman baik bagi penguna maupun kendaraannya.
Dalam rangka memperluas dan meningkatkan pemahaman mengenai teknologi infrastuktur gas alam terkini serta meningkatkan akseptibilitas masyarakat pemilik kendaraan bermotor untuk mengunakan BBG, maka APCNGI yang didukung oleh asosiasi internasional ANGVA (Asia Pacific Natural Gas Vehicles Association) kembali untuk yang ke-10 kalinya menyelengarakan suatu ajang forum seminar dan eksibisi yang bertajuk “Natural Gas Vehicles & Infrastructure Indonesia Forum & Exhibition” pada tanggal 21-23 Maret 2016 di Hotel Sang Ri La, Jakarta.
Pada kesempatan forum dan eksibisi tahun ini, beberapa key stakeholder dalam industri gas alam seperti dari Direktur Jenderal Minyak & Gas dan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan & Konservasi Energi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), Kementrian Perhubungan, Kamar Dagang & Industri (KADIN), PT. Perusahaan Gas Negara, PT. Pertamina , PT. Gagas Energi Indonesia, PT. Pertagas Niaga, dan beberapa perusahaan penyedia dan penguna dari teknologi CNG dan Biometana akan ikut berpartisipasi baik dalam eksibisi ataupun dalam memberikan paparan mengenai perkembangan terbaru dan arah kebijakan mengenai sumber gas alam metana.
Semoga dengan diselengarakan acara ini akan memberikan kontribusi yang positif, produktif dan effektif dalam mengoptimalkan secara penuh dan bertanggung jawab akan sumber daya alam energi yang Tuhan YME telah menganugerahi kepada bangsa Indonesia sehingga tujuan dari arti kemandirian dan kedualtan energi dapat benar benar tercapai.
Jakarta, 22 Maret 2016
ASOSASIASI PERUSAHAAN CNG INDONESIA